Selasa, 30 Agustus 2011

Model Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Sampai saat ini sudah banyak pendekatan, model maupun teknik pembelajaran yang telah dikembangkan para ahli muaranya adalah untuk memudahkan siswa untuk menguasai kemampuan tertentu dalam pembelajran yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Perkembangan ini akan terus berlanjut dan tidak akan pernah berhenti selama manusia hidup. Hal ini tentu dapat dimaklumi karena sifat manusia yang tidak pernah puas dan terus mengembangkan kemampuan kearah yang lebih baik.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran. Dengan demikian aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan yang bertujuan dengan tercatat secara sistematis.
Lebih dari satu dekade model pembelajaran penelitian menjadi pokok pembahasan yang penting untuk pembaharuan system pendidikan. Penelitian (inquiry) memiliki dua makna yaitu ; 1) suatu posisi umum yang mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada anak didik atau siswa dan 2) Penelitian yang menjadikan disiplin akademis sebagai model pembelajaran.
Model penelitian social yang dikembangkan oleh Byron Massialas dan Benjamin Cox menjadi salah satu alternatif yang dpat digunkanan dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial di Amerika Serikat. Perhatian utama mereka adalah perbaikan masyarakat pemecahan masalah-masalah social (Joyce and Weil, 1986:63). Massialas dan Cox dalam Joyce and Weil menyatakan bahwa sekolah harus memiliki partisipasi aktif dalam apa yang mereka sebut sebagai ‘creative reconstruction’ dari budaya. Mereka percaya bahwa sekolah harus memiliki kaitan dengan kontroversi yang ada dimsyarakat dalam upaya mengajarkan kepada warga Negara untuk merenungkan nilai-nilai yang mereka anut dan nilai-nilai orang lain dan berpartisipasi bersama-sama dalam membangun masyarakat.




1.2.      Batasan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat diidentifikasikan rumusan masalah yang perlu mendapat perhatian, yaitu bagaimanakah penerapan Model Penelitian Sosial pada pembelajaran dampak pengangguran terhadap pembangunan.
1.3.      Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
a.             Mendeskripsikan model penelitian sosial
b.            Aplikasi dan Analisis kritis terhadap penerapan model penelitian sosial.
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1.      Model Penelitian Sosial
1.            Pengenalan Model Penelitian Sosial
Menurut Massialas dan Cox dalam Joyce dan Weil ( 1972) ada tiga karakteristik utama dari suasana kelas yang bersifat reflektif   yaitu :
a.             Aspek sosial dan keterbukaan dalam diskusi
Aspek sosial kelas meupakan suatu hal penting sebagimana dalam penelitian hal ini dapat berfungsi sebagai metode umum. Keterbukaan dalam diskusi adalah suatu persyaratan yang dikehendaki. Semua sudut pandang dan pendapat tentang aspek social diterima sebagai sarana dari kebaikan suatu pengujian.

b.            Penekanan pada hipoteis sebagai fokus utama
Secara harfiah hipotesis dalam bidang penelitian diartikan sebagai sesuatu yang dianggap benar untuk alas an pendapat meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan. Sedangkan secara operasional hipoteis diartikan sebagai rumusan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil dalam menanggapi permasalahan tertentu.
Penekanan pada hipotesis sebagai fokus yang bersifat hipotesis dari situasi permasalahan yang ada. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai hipotesis yang secara terus-menerus mengalami pengujian. Oleh karena itu focus terhadap ilmu pengetahuan yang bersifat hipotesis menghendaki saling bertukar pendapat (negotiation) secara kontinu sebagai anggota kelas, guru harus memiliki data yang relevan dengan hipotesis, merubah pola piker mereka dan terus mencobanya.
Proses penetapan hipotesis merupakan suatu hal yang memainkan keahlian logika, membuat rumusan yang bersifat logis dan implikasi dari hipoteis adalah sebanyak bagian dari penelitian sebagaimana experiment dan observasi.

c.             Penggunaan fakta sebagai bukti
Penggunaan fakta ini sebagai bukti, dalam hal ini kelas terbukti sebgai suatu bentuk dimana penelitian secara ilmiah digunakan. Di dalam kelas, validitas dan reabilitas (kehandalan) fakta-fakta dipertimbangkan yang paling baik adalah berdasarkan pada fakta-fakta yang telah mengalami validasi dan reabilitas.
2.      Sintakmatik.
Model ini memiliki enam tahap, sebagai berikut :
a.             Orientasi sebagai langkah untuk membuat siswa menjadi peka terhadap masalah dan dapat merumuskan masalah yang menjadi pusat penelitian.
b.            Perumusan Hipotesis yang akan digunakan sebagai pembimbing atau pedoman dalam melakukan penelitian.
c.             Penjelasan dan pendefinisian istilah yang ada dalam hipotesis.
d.            Eksplorasi dalam rangka menguji hipotesis dalam kerangka validasi dan pengujian konsistensi internal sebagai dasar proses pengujian.
e.             Pembuktian dengan cara mengumpulkan data yang bersangkut paut dengan esensi hipotesis.
f.             Merumuskan Generalisasi berupa pernyataan yang dimiliki tingkat abstraksi yang luas dengan mengaitkan beberapa konsep yang erat kaitannya dengan hipotesis.

3.            Sistem Sosial
Model ini diorganisasikan secara terstruktur sedang. Pengajar mengambil inisiatif untuk meneliti dan memandu siswa dari tahap lainnya. Siswa dalam melakukan proses penelitian akan sangat tergantung pada kemampuan dalam melakukan penelitian, dan siswa harus memikul tanggung jawab untuk mengikuti proses dari tahap satu sampai tahap akhir.
4.            Prinsip Reaksi
Dalam keseluruhan tahap, guru lebih berfungsi sebagai konselor yang bertugas membantu para siswa untuk menjernihkan kedudukannya, memperbaiki proses belajar, membuat, dan melaksanakan renana. Guru bertugas membantu siswa dalam menggunakan bahasa yang jelas, menggunakan nalar, objektivitas, pengertian tentang asumsi, dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
Akibat dari tugas tersebut, guru lebih memiliki peranan yang bersifat reflektif dimana ia membantu siswa memahami mereka sendiri dan mampu menemukan jalan pemikirannya sendiri. Dengan demikian guru selalu bertindak sebagai penjernih, pengarah, konselor, dan instruktur.


5.            Sistem Pendukung
Sarana yang diperlukan dalam melaksanakan model ini terutama, guru  yang yakin bahwa pengembangan cara yang luwes dalam memecahkan masalah kehidupan, sumber kepustakaan yang tak terbatas, dan akses pada pendapat dan sumber luar sebagai sarana belajar yang baik. Lingkungan belajar yang kaya dengan informasi sangat diperlukan sehingga memungkinkan siswa dapat melakukan proses penelitian dengna baik.
6.            Dampak Intruksional dan Pengiring
Sebagai dampak instruksional dari model ini adalah :
a.            Penjagaan terhadap masalah-masalah social
b.           Komitmen terhadap peningkatan kualitas sebagai warganegara
Dari model pembelajaran ini diperoleh dampak pengiring sebagai berikut ;
a.             Penghargaan terhadap hak asasi manusia
b.            Terjadinya tindakan sosial
c.             Adalah toleransi dalam berdialog


















Penjagaan terhadap masalah-masalah sosial
 
Gambar : Dampak Instruksional dan Pengiring
 








Gambar : KERANGKA OPERASIONAL MODEL PENELITIAN SOSIAL
( Massialas & Cox dalam Joyce & Weil, 1986, adaptasi Udin, 1994)
KEGIATAN GURU
LANGKAH POKOK
KEGIATAN SISWA
·         Sajikan Konteks Masalah
·         Ajukan Pertanyaan
·         Ajukan Pertanyaan
·         Pantau Proses Pengumpulan Data
·         Kelola Diskusi Kelompok
·         Ajukan Pertanyaan

Perumusan
GeneralisasiEksplorasiPenjelasan IstilahPerumusan HipoteisPembuktianOrientasi
·         Sadari Adanya Masalah
·         Rumusan Masalah

·         Rumuskan Jawaban
Sementara (Hipotesis)

·         Berikan Penjelasan Beberapa Istilah

·         Kumpulkan Data
·         Olah Dan Analisa Data
·         Berikan Penafsiran Atas Data
·         Uji Kebenaran Hipotesis

·         Rumuskan Kesimpulan
·         Tarik Generalisasi

2.2.      Aplikasi Pembelajaran Model Penelitian Sosial
Salah satu aspek yang menarik dari model ini adalah memberikan banyak kemungkinan untuk dikembangkan saat selama studi di kelas. Massialas mencoba memberikan beberapa contoh kasus aplikasi di kelas sebagai berikut :
a.             Sebuah studi sosial di  kelas yang berorientasi pada suatu masalah yang berdasarkan fakta. Dalam hal ini anaka didik diajak untuk berfikir secara induktif dari satu tahap kepernyataan yang bersifat hipoteis yang akan menerangkan proses dari infuse cultural (diambil dari contoh kolonisasi Spanyol yang berpengaruh terhadap cultural di Meksiko)
b.            Pada situasi yang lain anak didik diarahkan untuk menginterpretasikan satu paragraph pada suatu makalah yang digunakan di kelas. Pada kasus ini anak didik diberi contoh kasus masalah Akomodasi Israel terhadap budaya Islam Arab. Pada tahap ini anak didik memberikan interpretasi masing-masing sampai pada tahap menetapkan hipotesis untuk di uji implikasinya secara logika. Melalui pernyataan secara deduktif akan mengarahkan hipotesis untuk memerlukan bukti-bukti. Bukti-bukti yang berdasarkan fakta lebih sering dibandingkan dengan factor-faktor yang ditemukan pada peristiwa yang serupa.
c.             Melalui eksplorasi dan pencarian bukti-bukti. Pada contoh kasus tersebut anak didik dibimbing membuat definisi/batasan topik, mengidentifikasi fenomena-fenomena social dan membahas variable-veriabel melalui analisis.
d.            Pada tahap akhir adalah membuat generalisasi yang merupakan rumusan dari proses awal sampai akhir pernyataan topik.

Tujuan utama aplikasi model ini adalah untuk mengajarkan anak didik bagaimana bersifat reflektif secara nyata terhadap masalah-masalah social. Melalui penelitian, anak didik harus belajar bagaimana mendefinisikan masalah, mengerjakannya dengan orang lain dengan cara-cara yang berbeda menurut yang mereka amati dan bagaimana membuat kesimpulan berdasarkan data-data sebanyak mungkin.
Diyakini bahwa ilmu-ilmu social harus dipelajari selama percobaan untuk mengembangkan solusi-solusi terhadap masalah social yang nyata. Oleh sebab itu struktur dan model penelitian dari berbagai disiplin akan terlihat pada masalah-masalah kemanusiaan.
Bagaimana teknis pelaksanaan model ini dapat dilihat pada RPP terlampir.
2.3.      Analisis Kritis
Model penelitian social ini diaplikasikan agar siswa lebih sensitive terhadap permasalahan social yang ada dilingkungan masyarakat. Selain itu siswa juga dituntut untuk memberikan solusi dengan dasar-dasar ilmu yang sudah dimiliki dan informasi yang mereka dapatkan dari sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam model pembelajaran ini siswa dilatih untuk bias mengungkapkan pendapat berdasarkan informasi yang berhubungan dengan masalah yang akan diselesaikan. Dan fokus utama dari model ini adalah siswa bias memberikan hipotesa dan menganalisis hipotesa tersebut berdasarkan bukti-bukti yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kebaikan dan kelemahan Pembelajaran Model Penelitian Sosial
a.             Kelebihan
1)      Siswa terlatih untuk peka terhadap permasalahan yang ada dilingkungan masyarakat.
2)      Siswa terlatih bias mengemukakan masalah dan memberiukan hipotesis untuk menyelesaikan maslah tersebut
3)      Meningkatkan kemampuan individu untuk dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok
4)      Meningkatkan keterampilan individu untuk memberikan analisis kritis dalam menyelesaikan malasah yang dihadapi
5)      Meningkatkan keterampilan siswa untuk dapat berkerjasama dalam kelompok
b.            Kelemahan
1)      Bila sumber data berhubungan dengan permasalahan terbatas, maka hal ini akan menghambat pelaksanaan model penelitian social
2)      Bila siswa dalam penggunaan bahasa tidak kominikatif, logika, dan hipotesis tidak rasional maka tujuan dari model pembelajaran ini tidak dapat tercapai.




BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan

a.             Tujuan utama aplikasi model ini adalah untuk mengajarkan anak didik bagaimana bersifat reflektif secara nyata terhadap masalah-masalah sosial.
b.            Dengan model penelitian sosial siswa terlatih untuk mendefinisikan masalah, membuat hipotesa, dan menarik kesimpulan berdasarkan data-data dan fakta yang ada.
c.             Diperlukan lingkungan belajar yang kaya dengan informasi sehingga siswa dapat melakukan proses penelitian dengan baik.

3.2.      Saran
Karena model ini tentang penelitian sosial untuk itu sebelum model ini dilaksanakan, guru harus betul-betul faham tentang prinsip-prinsip dari penelitian social dan kemampuan dari masing-masing siswa.















DAFTAR RUJUKAN

Udin S. Winatapura. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta:
                 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
                 Nasional
Bruce Joyce & Marsha Weil. 1972 Models Of Teaching. London,
                 Toronto, Sydney, Tokyo, Singapore : Prentice-Hall,Inc

















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                       : SMA
Mata Pelajaran            : Ekonomi
Kelas/ Semester           : XI ( Sebelas)/ I
Standar kompetensi    : Memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap
   pembangunan ekonomi
Kompetensi dasar       : Mendeskripsikan pengangguran beserta dampaknya terhadap
   pembangunan nasional
Indikator                     : Menjelaskan dampak pengangguran terhadap pembangunan
  nasional
Alokasi Waktu            : 4  x  45  menit

A.          Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menjelaskan dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional
B.           Materi Pokok
Dampak pengangguran
C.           Uraian Materi
Dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional
D.          Model Pembelajaran
Model Penelitian Sosial
E.           Metode Pembelajaran
Ceramah dan Diskusi
F.            Scenario Pembelajaran
1.      Kegiatan awal
a.       Apersepsi
Guru mengulas kembali pembahasan materi yang lalu tentang kondisi ketenagakerjaan Indonesia yang senantiasa diliputi oleh masalah penganguran. Disamping itu, guru mengingatkan kembali pembahasan materi yang lalu tentang pembangunan nasional. Kemudian guru mengaitkan kedua materi tersebut, yakni dengan member gambaran umum tentang dampak penggangguran terhadap pembangunan nasional serta member penjelasan singkat dan jelas tentang materi yang baru dan komptensi yang harus dikuasai.
b.      Motivasi
Pemahaman mengenai kenapa pengangguran bias terjadi dan dampak terhadap lingkungan siswa diharapkan dapat mendorong siswa untuk terus giat belajar demi meningkatkan mutu tenaga kerja Indonesia dan pada akhirnya dapat mencapai keberhasilan dalam pembangunan nasional.
2.      Kegiatan inti
a.       Siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 3-7 (orang disesuikan dengan jumlah siswa).
b.      Guru menyampaikan konteks masalah dan masing-masing kelompok diminta untuk merumuskan masalah mengenai dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional
c.       Masing-masing kelompok diminta untuk memberikan hipotesa mengenai dampak pengguran terhadap pembangunan national
d.      Masing-masing kelompok di berikan waktu untuk meberikan penjelasan terhadap istilah-istilah yang mereka gunakan dalam hipotesa
e.       Dari hasil hipotesa masing-masing kelompok diberi tugas lebih lanjut untuk mengidentifikasikan dan menguji permasalahan yang berhubungan dengan dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional
f.       Masing-masing kelompok mempersentasikan tugasnya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi
g.      Siswa menarik kesimpulan berdasarkan data dan fakta yang ada
3.      Kegiatan akhir
a.       Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap tugas yang telah diberikan kepada masing-masing kelompok
b.      Penilaian
1.      Hasil kerja kelompok (kognitif)
2.      Lembar Pengamatan (afektif0
c.       Lembar pengamatan (psikomotorik)
G.          Sumber Alat Dan Media
Buku, internet, computer, LCD, Microsoft Power Point

2 komentar:

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.cc
    dewa-lotto.vip

    BalasHapus